Jumat, 03 September 2010

Radiasi Gelombang Elektromagnetik (Foton)


Radiasi  ini  merupakan  pancaran  energi  dalam  bentuk  gelombang  elektro- magnetik atau foton yang tidak bermassa maupun bermuatan listrik. Terdapat du jeni radias yan berbentu gelomban elektromagneti yait sinar gamma dan sinar-X.

1.   Gamma
Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan tereksitasi (bedakan dengan atom  yang tereksitasi). Setelah memancarkan radiasi gamma, inti atom tidak mengalami perubahan baik jumlah proton maupun jumlah neutron.

Gambar 9: proses peluruhan gamma

Sinar-γ tidak dibelokkan baik oleh medan listrik maupun medan magnet. Sinar-γ ini merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak bermassa dan tidak bermuatan sehingga diberi notasi oγo. Sinar-γ menpunyai sifat yang sama dengan sinar-X, namaun panjang gelombangnya lebih pendek dibandingkan sinar-X.
Atom yang memancarkan sinar-γ tidak akan mengalami pengurangan nomor atom maupun nomor massa, hanya atomnya saja yang berada dalam keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasar. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang melakukan pemancaran sinar α maupun sinar β, dan untuk mencapai tingkat energi dasar atau keadaan stabil atom tersebut melakukan pelepasan energi melalui pemancaran sinar-γ. Oleh sebab itu pemancaran sinar-γ ini biasanya menyertai pemancaran sinar α maupun sinar β.
Dari penjelasan diatas, maka sifat dari sinar gamma adalah sebagai berikut:
Ø            Merupakan radiasi yang menyerupai sinar-X, tetapi panjang gelombang lebih pendek.
Ø            Daya ionisasi sangat kecil
Ø            Kecepatan sama dengan kecepatan cahaya (c)
Ø            Daya tembus sangat besar
            Baik sinar γ maupun sinar X keduanya merupakan radiasi elektromagnetik yang menbawa energy dalam bentuk paket-paket yang disebut dengan foton. Ionisasi yang dihasilkannya sebagian besar melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, dalam hal ini jika sinar γ dan sinar X berinteraksi dengan materi, hanya beberapa pasang ion primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjunya melakukan proses ionisasi sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan yang terbentuk pada proses ionisasi primer.
            Apabila radiasi elektromagnetik memasuki bahan penyerap, maka intensitas radiasi itu saja akan berkurang. Sedang radiasi elektromagnetik yang lolos dari bahan penyerap tidak mengalami pengurangan energi. Dilihat dari daya tembusnya, radiasi elektromagnetik memiliki daya tembus paling kuat dibandingkan dengan radiasi partikel yang dipancarkan inti radioaktif. Sebaliknya, daya ionisasi radiasi elektromagnetik ini paling lemah bila dibandingkan dengan sinar alfa dan sinar beta. Karena sifatnya sebagai gelombang elektromagnetik, maka kecepatan gerak radiasi elektromagnetik ini di udara sama besarnya dengan kecepatan cahaya.
 2.      Sinar-X
Sebenarnya  dikenal  dua  jenis  sinar-X  yaitu  yang  dihasilkan  oleh  atom dalam  keadaan  tereksitasi  (sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan oleh proses interaksi radiasi partikel bermuatan (brehmsstrahlung).
 

Gambar 10: produksi sinar-X karakteristik
Perbedaan  kedua  jenis  sinar-X  di  atas,  selain  asal  terjadinya,  adalah bentuk  spektrum  energinya.  Sinar-X  karakteristik  bersifat  “discreet”  pada energi tertentu sesuai dengan jenis unsurnya, sedangkan brehmsstrahlung bersifat kontinyu.

0 komentar:

Posting Komentar