Radiasi ini merupakan pancaran energi dalam bentuk gelombang elektro- magnetik atau foton yang tidak bermassa maupun bermuatan listrik. Terdapat dua jenis radiasi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yaitu sinar gamma dan sinar-X.
1. Gamma
Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan tereksitasi (bedakan dengan atom yang tereksitasi). Setelah memancarkan radiasi gamma, inti atom tidak mengalami perubahan baik jumlah proton maupun jumlah neutron.
Sinar-γ tidak dibelokkan baik oleh medan listrik maupun medan magnet. Sinar-γ ini merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak bermassa dan tidak bermuatan sehingga diberi notasi oγo. Sinar-γ menpunyai sifat yang sama dengan sinar-X, namaun panjang gelombangnya lebih pendek dibandingkan sinar-X.
Atom yang memancarkan sinar-γ tidak akan mengalami pengurangan nomor atom maupun nomor massa, hanya atomnya saja yang berada dalam keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasar. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang melakukan pemancaran sinar α maupun sinar β, dan untuk mencapai tingkat energi dasar atau keadaan stabil atom tersebut melakukan pelepasan energi melalui pemancaran sinar-γ. Oleh sebab itu pemancaran sinar-γ ini biasanya menyertai pemancaran sinar α maupun sinar β.
Dari penjelasan diatas, maka sifat dari sinar gamma adalah sebagai berikut:
Ø Merupakan radiasi yang menyerupai sinar-X, tetapi panjang gelombang lebih pendek.
Ø Daya ionisasi sangat kecil
Ø Kecepatan sama dengan kecepatan cahaya (c)
Ø Daya tembus sangat besar
Baik sinar γ maupun sinar X keduanya merupakan radiasi elektromagnetik yang menbawa energy dalam bentuk paket-paket yang disebut dengan foton. Ionisasi yang dihasilkannya sebagian besar melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, dalam hal ini jika sinar γ dan sinar X berinteraksi dengan materi, hanya beberapa pasang ion primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjunya melakukan proses ionisasi sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan yang terbentuk pada proses ionisasi primer.
Apabila radiasi elektromagnetik memasuki bahan penyerap, maka intensitas radiasi itu saja akan berkurang. Sedang radiasi elektromagnetik yang lolos dari bahan penyerap tidak mengalami pengurangan energi. Dilihat dari daya tembusnya, radiasi elektromagnetik memiliki daya tembus paling kuat dibandingkan dengan radiasi partikel yang dipancarkan inti radioaktif. Sebaliknya, daya ionisasi radiasi elektromagnetik ini paling lemah bila dibandingkan dengan sinar alfa dan sinar beta. Karena sifatnya sebagai gelombang elektromagnetik, maka kecepatan gerak radiasi elektromagnetik ini di udara sama besarnya dengan kecepatan cahaya.
Sebenarnya dikenal dua jenis sinar-X yaitu yang dihasilkan oleh atom dalam keadaan tereksitasi (sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan oleh proses interaksi radiasi partikel bermuatan (brehmsstrahlung).
Gambar 10: produksi sinar-X karakteristik
Perbedaan kedua jenis sinar-X di atas, selain asal terjadinya, adalah bentuk spektrum energinya. Sinar-X karakteristik bersifat “discreet” pada energi tertentu sesuai dengan jenis unsurnya, sedangkan brehmsstrahlung bersifat kontinyu.
0 komentar:
Posting Komentar